Kamis, 22 Januari 2009

Adab Ketika Bersama Mursyid

Kalian harus menjaga asosiasi dengan seorang Wali/
Mursyid Hakiki . Dalam pertemuan sohbet ,kalian harus
menjaga hatimu dari gibah dan menggunjing dan tak
boleh berbicara ditengah kehadirannya. Kalian juga tak
perlu menyibukkan diri dengan shalat sunah dan ibadah
sunah lainnya ketika sedang bersama Syaikh. Jagalah
kebersamaannya dalam segala hal, jangan berbicara
ketika mereka sedang berbicara, dengarkan apa yang
mereka katakana , jangan melihat apa yang mereka
miliki dirumah, terutama dikamar dan dapurnya.

Jangan berpaling pada Syaikh yang lain, tetapi
yakinlah bahwa Syaikhmu akan membawamu tiba di tujuan.
Jangan menyambungkan hatimu dengan Syaikh yang lain,
bisa saja kalian terluka karena melakukan hal itu.
Tinggalkan apapun yang kalian kumpulkan semasa kanak2.
Karena dalam menjaga kehadirat Syaikhmu, kalian tak
boleh menyimpan sesuatu didalam hatimu kecuali Allah
swt dan NamaNya.

Berbicara ditengah kehadiran Syaikh adalah “tarqul
adab”, bertentangan dengan adab kesopanan, biarkan
beliau sendiri yang memberikan pengajaran. Juga tidak
baik untuk berdiri dengan gaya yang tidak sopan atau
berdiri membelakanginya. Bahkan ketika beliau sedang
berbicara dengan orang lain dan sedang tidak
menghadap atau melihat kita. Kita harus menjaga sopan
santun, adab dan tingkah laku yang baik kepadanya,
jika kalian menjaga itu dengan baik, Allah akan
membalasnya dengan memberikan kehormat an padamu.

Carilah penghormatan dari Allah , bukan dari egomu.
Sebagaimana kalian menjaga kehormatan Syaikh,
hormatilah juga saudara2mu, bersikap rendah hati,
jangan mengulangi cerita gibah yang telah lewat lebih
dari 2 jam yang lalu.

Ketika Syaikh berjalan, jangan berjalan disampingnya,
apa tingkatanmu berani berbuat demikian. Berdirilah
dibelakangnya untuk menunjukkan kalian menghormatinya.
Jangan berkerumun dan menutup jalannya. Ketika Maulana
masuk kalian harus berdisiplin membuat barisan dalam
jarak tertentu untuk menunjukkan penghormatan
kepadanya, jangan berlarian seperti ayam.

Ketika duduk dihadapan Syaikh, jangan menjulurkan
kakimu kearahnya. Jangan coba2 untuk mengevaluasi
kata2 dan pengetahuan Awliya . Tak ada seorangpun yang
bisa mengevaluasi kata2 tingkat tinggi itu, karena
standar yang tak mungkin diraih orang biasa. Oleh
sebab itu jangan mencobanya untuk menembus dengan akal
kalian, sebab kalian akan menjadi orang yang fasik,
pelanggar karena terus menyangkal.

Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh

manusia yang akan bertambah bila diamalkan, salah satu pengamalannya adalah 
dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 

yang engkau mampu.


Berdekatan dan Berjamaah Bersama Mursyid

Mawlana Syaikh Nazim Adil al-Haqqani an-Naqshbandi

Thariqat kita (Naqsybandi) berdasarkan pada asosiasi
dengan Syaikh. Ketika engkau bersama Syaikh, datanglah
kepadanya, meleburlah bersama realitasnya dan
bergabunglah dengan Syaikh dalam satu kesatuan. 
Melalui penyatuan ini engkau bersatu dengan Rasulullah
SAW, yang akan membimbing engkau ke dalam Samudera
Kesatuan Allah Yang Maha Kuasa. Kamu akan melepaskan
kepribadianmu dan menerima untuk menjadi TIDAK ADA.
 
Ini adalah metode Sufi yang sebenarnya. Tetapi di masa
kini semua menjadi salah kaprah.  Orang–orang berpikir
bahwa jika mereka memasuki thariqat, mereka harus
semakin memperlihatkankan siapa jati diri mereka,
untuk menjadi besar dan meraih kekuatan yang semakin
besar. Mereka pikir mereka harus membuktikan diri
mereka.  Thariqat Naqsybandi yang mulia menginginkan
semua itu ditarik dan membuat engkau menerima bahwa
sesungguhnya engkau adalah TIDAK ADA.
 
Wa min Allah at Tawfiq
 
 

Tidak ada komentar: